Mobil matic pada umumnya ini memiliki sistem transmisi yang sama dengan skuter. Yaitu CVT matic. Tapi kenapa CVT skuter tidak bisa sehemat bebek? Bros pasti sudah tau semua bahwa di skuter banyak tenaga yang hilang percuma saat skuter mulai berjalan dari kondisi diam. Ini karena sistem CVT menggunakan roller-rollercentrifugal yang bekerja berdasarkan prinsip fisika, Faya sentrifugal (sebuah) massa benda yang berputar (pada porosnya) . Jadi perubahan rasio transmisi skuter hanya berubah berdasarkan putaran mesin. Makin tinggi makin membuat roller makin terlempar. Jika beban bertambah, maka akan tercipta kesetimbangan antara putaran mesin dengan beban sehingga skuter tidak akan berakselerasi lagi, kecepatannya tidak bertambah. Hal ini dapat terjadi misalnya saat tanjakan atau kecepatan topspeed tercapai).
Mengenai transmisi mobil seperti Honda Jazz yang sama-sama CVT, perubahan rasio transmisinya diatur oleh komputer. Jadi disesuaikan dengan kondisi beban mobil. Ini yang membuat semua tenaga mesin tersalurkan dan terpakai sempurna tanpa terbuang percuma. Berbeda dengan sistem roda gigi pada persneling mobil/motor.Misalnya kita jalan pada gigi tertentu, putaran mesin akan naik linear terhadap kecepatan kendaraan. Padahal sebenarnya tidak memerlukan putaran segitu pada kecepatan tertentu.
Ini kuncinya penghematan yang bisa didapatkan dengan prinsip CVT. Mesin hanya berputar pada putaran yang dibutuhkan oleh beban/kecepatan kendaraan. Ini tidak akan bisa didapatkan di sistem roda gigi karena kenaikan putaran vs kecepatan bersifat linear. Nah kembali ke bahasan utama: jika Pabrikan Motor menambahkan alat kontrol elektronik pada motor produksinya, maka menurut saya dengan cara berkendara yang normal, maka motor ini bisa menjadi motor yang ebih efesien lagi konsumsi bahan bakarnya.
Senada dengan bro BlueNote Visor down pun menuliskan pendapatnya mengenai Motor Ber CVT seperti yang ia katakan mengomentari sistem CVT untuk motor enduro yamaha :
kie sapa ya??
BalasHapus